TEHERAN, KOMPAS.com- Deputi Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal
Hossein Salami menegaskan bahwa Iran tak akan mengembalikan pesawat tak
berawak atau drone milik AS yang jatuh di wilayah Iran, pekan lalu.
Salami juga memastikan, pesawat itu berhasil didaratkan oleh pihak Iran
dengan kendali jarak jauh setelah masuk dalam "jebakan elektronik" Iran.
"Tak ada seorang pun yang akan mengembalikan sebuah simbol agresi
kepada pihak yang berusaha mencari-cari rahasia dan data intelijen vital
terkait keamanan nasional suatu negara," tandas Salami dalam pernyataan
yang disiarkan televisi nasional Iran, Minggu (11/12/2011).
Salami juga mengatakan, pelanggaran wilayah udara Iran oleh drone AS
itu merupakan tindakan permusuhan dan memperingatkan akan ada pembalasan
yang lebih besar dari Iran.
Media Iran mengatakan, drone yang diduga adalah pesawat mata-mata
terbaru RQ-170 Sentinel itu terlacak saat berada di atas kota Kashmar,
Iran timur, sekitar 225 kilometer dari perbatasan dengan Afganistan.
Kamis lalu, stasiun TV nasional Iran menayangkan rekaman gambar drone
yang terlihat masih relatif utuh tersebut.
Salami menegaskan, penangkapan drone tersebut menjadi bukti
kemenangan Iran dalam perang teknologi dan intelijen dengan AS. "Iran
adalah satu dari sedikit negara yang memiliki teknologi paling modern
dalam bidang pesawat tak berawak. Jurang teknologi antara Iran dan AS
tidak terlalu jauh," tandas Salami.
Para perwira Garda Revolusi Iran, yang bertanggung jawab dalam hal
pertahanan udara negara itu, mengatakan, pesawat itu tidak ditembak
jatuh, melainkan dibajak sistem kendali jarak jauhnya kemudian
didaratkan dengan normal, sehingga tak menyebabkan banyak kerusakan pada
drone tersebut.
Pihak AS, yang mengakui kehilangan salah satu drone mereka pekan
lalu, membantah hal ini. Menurut para pejabat pertahanan dan pengamat
teknologi independen di AS, pesawat tersebut kehilangan kontak dengan
pihak pengendali dari AS karena kerusakan biasa.
Mengenai kerusakan pesawat yang minimum, mereka mengatakan, pesawat
itu diprogram untuk mendarat sendiri secara otomatis pada saat
kendalinya terputus.
Saat ditanya metode apa yang digunakan Iran untuk membajak drone itu,
Salami menolak menjelaskan lebih jauh. "Pihak yang menang dalam suatu
perang intelijen tak akan mengungkapkan metode yang digunakan. Kami
tidak bisa menjelaskan bagaimana kami menemukan, mencegat,
mengendalikan, dan mendaratkan pesawat tak berawak itu," tandas Salami.
No comments:
Post a Comment